Ternyata Bung Karno Bukan Presiden Terbaik Indonesia, Ini Lho Orangnya Menurut Survey!

Ternyata Bung Karno Bukan Presiden Terbaik Indonesia, Ini Lho Orangnya Menurut Survey!

Bapak Bangsa, Pendiri Indonesia, Putra Sang Fajar, Sang Proklamator, adalah sedikit dari banyaknya gelar yang disandang oleh Presiden Soekarno. Memang tak mengherankan karena apa yang dilakukannya benar-benar besar. Indonesia yang akhirnya lepas dari kungkungan penjajahan dan bisa berdiri di bawah kakinya sendiri adalah berkat jasanya. Melihat sumbangsih yang diberikannya, maka kita bisa ambil kesimpulan kalau Bung Karno-lah presiden terbaik republik ini.

Ya, kesannya memang seperti itu, tapi kalau dilihat dari statistik, apakah sama? Sayangnya tidak. Bung Karno nyatanya bukan presiden terbaik. Dilansir dari data survey yang dilakukan oleh Indo Barometer, Soekarno menempati peringkat kedua presiden terbaik. Nah, sekarang yang jadi pertanyaan besar, siapa yang bisa mengalahkan Bapak Bangsa ini? Menurut survey, pemimpin terbaik Indonesia adalah HM Soeharto, presiden kedua kita.
Tentu ada alasannya kenapa suami Ibu Tien ini jadi yang paling greget. Dan berikut ini adalah alasan kenapa Soeharto jadi yang terbaik serta peringkat para presiden lainnya.

Soeharto, Presiden Terbaik NKRI

Soeharto dianggap menjadi pemimpin terbaik Indonesia dengan mengantongi 27,5 persen suara. Para voters ini sepakat kalau di masa presiden kedua ini Indonesia berada di masa terbaiknya. Harga pangan murah, bbm tak tinggi, sangat aman, pembangunan merata dan lain sebagainya.
Soeharto [Image Source]
Kalau berkaca dari realitanya memang begitu. Soeharto benar-benar tahu caranya bikin rakyat bahagia. Meskipun begitu Soeharto pernah bikin blunder besar yang membuatnya harus diturunkan. Terlepas dari apa yang pernah dilakukannya, berkaca dari data yang ada Soeharto tetap yang terbaik.

Soekarno Ternyata Tak Bisa Mengungguli Si Junior

Sangat mengejutkan ketika tahu Soekarno sang pendiri bangsa ternyata ada di nomor dua dalam survey presiden terbaik. Kalau dilihat dari statistiknya, Bung Karno meraih suara sebanyak 24,8 persen. Hanya selisih 3 persen saja dari sang junior.
Soekarno [Image Source]
Kalau dilihat dari apa yang dilakukannya, tentu jasa Soekarno sangat besar. Ada pun alasan kenapa suara Soeharto lebih banyak, mungkin lantaran banyak yang menganggap kalau Bung Karno kalah dalam hal penyejahteraan rakyat. Mungkin juga karena peristiwa G30S yang sedikit banyak mencatut namanya.

Jokowi Hampir Mengungguli Soekarno

Hal lain yang juga mencengangkan dalam survey ini adalah fakta Jokowi yang dinobatkan sebagai presiden terbaik ketiga. Bahkan kalau dilihat dari angka, hanya selisih sedikit sekali sang mantan Walikota Solo ini dengan bapak bangsa. Jokowi mencatatkan angka 23,8 persen.
Jokowi [Image Source]
Merakyat, down to earth, tak neko-neko adalah alasan kenapa mantan pasangan Ahok ini dipilih. Di samping itu, Jokowi juga dianggap membuat banyak gebrakan lewat program-programnnya yang sangar.

SBY, Presiden Terbaik Keempat

Jauh dari tiga teratas ada nama Susilo Bambang Yudhoyono di peringkat keempat. Jumlahnya sendiri hanya 9 persen. Sebenarnya ini cukup mengejutkan juga, pasalnya SBY pun melakukan banyak hal-hal positif selama memimpin. Bahkan sampai terpilih dua kali adalah bukti kalau beliau kredibel.
SBY [Image Source]
Tapi, mungkin jika dibandingkan dengan Soeharto atau Soekarno, SBY memang masih belum bisa mengimbangi. Terlepas dari itu, apa yang telah dilakukannya selama 10 tahun sangat layak untuk diapresiasi. Mungkin kalau survey-nya presiden terlama SBY masuk dalam tiga besar.

Megawati, Dianggap Presiden Paling Terburuk

Setelah SBY ada nama BJ Habibie dan Gusdur, maka otomatis julukan presiden terburuk Indonesia jatuh kepada Megawati. Menurut survey, pentolan PDI Perjuangan ini hanya mendapatkan 0,5 persen suara.
Megawati [Image Source]
Kalau berkaca kepada perkataan Rachmawati Soekarnoputri, ada beberapa blunder yang dilakukan oleh presiden kelima itu. Hal tersebut adalah soal BLBI dan juga manuver Mega yang menjual aset-aset berharga negara. Mungkin ini juga yang membuat koresponden enggan memilih putri Bung Karno sehingga menempatkan Megawati di posisi buncit daftar presiden terbaik.

http://www.boombastis.com/soekarno-bukan-presiden-terbaik/71760
9 Presiden Yang Paling Pintar Dan Jenius Di Dunia

9 Presiden Yang Paling Pintar Dan Jenius Di Dunia

Tercatat Dalam Sejarah Beberapa pemimpin negara dan Presiden yang sangat hebat, memiliki otak yang cerdas Serta IQ yang Tinggi, sehingga Termasuk Pemimpin yang jenius dan pintar. Orang orang ini memang layak di katakan sangat jenius dan itu sudah diakui dunia internasional. Dan berikut adalah 9 diantaranya..


9. Ferdinand Marcos Edralin


Ia dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga guru, di Ilocos Norte, di suatu tempat di daerah utara Luzon di Filipina. Dia sangat kompetitif dalam semua kegiatan baik dalam olahraga atau di sekolah. Dia adalah penerima pertama Penghargaan Medali Emas untuk Jenderal MacArthur untuk tingkat kemahiran atasannya dan Medali Universitas Presiden Quezon untuk rata-rata tertinggi skolastik tercatat di tahun penuh di perguruan tinggi. Siapa yang bisa melupakan hasil ujian bar tertinggi yang tercatat ketika ia mengambilnya saat ia berada di penjara dengan skor rata-rata 98,01 dan kemudian merebut kembali ujian karena kecurigaan di mana dia mendapatkan nilai tertinggi yang tercatat dalam ujian bar 100%. Dia bisa saja magna cum laude pada tahun 1939 dari UP College Hukum kalau bukan karena sejarah penjara yang dia miliki.

8. Dr Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie


Siapa yang mengira bahwa pemuda yang telah yatim piatu pada usia awal 14 akan menjadi Presiden Indonesia berikutnya? Dia selesai rekayasa kedirgantaraan di mana ia menerima sertifikat tingkat pertama Jerman, yang setara untuk gelar master pada tahun 1960 di RWTH Aachen University di mana ia juga menerima gelar doktor. Dia dihormati dalam tugas ini di mana ia menjadi jenius dicatat pada usia 32, ketika ia membuat solusi kemungkinan ketika ia mengusulkan dan secara eksplisit rinci Progresi krack Habibie yang memberikan solusi yang berbeda untuk menghindari dan mengurangi kecelakaan pesawat. Dia telah berkenalan dalam studi ilmiah dan menerima berbagai beasiswa. Ia menjadi Presiden Indonesia pada tahun 1998 ketika Soeharto lengser dari menjadi Presiden di mana ia adalah Wakil Presiden waktu itu. Semuanya berakhir pada tahun yang sama saat pidato pertanggungjawabannya ditolak pada Sidang Umum MPR pada bulan Oktober 1998.

7. John F. Kennedy


Dia adalah Presiden termuda kedua yang pernah terpilih di Amerika Serikat. Ia menyelesaikan dan memperoleh gelar cum Magna Laude dengan gelar Urusan Internasional di Universitas Harvard. Ia adalah penulis buku terlaris, yang digunakan sebagai tesis yang berjudulMengapa Inggris Tidur . Menurut statistik, ia memiliki skor IQ 117, di mana ia diberi nomor, dan termasuk dalam deretan jenius di dunia.

6. Thomas Jefferson


Dia adalah presiden ketiga Amerika Serikat, tetapi anggota demokrat pertama yang menjadi presiden negara terbesar di dunia. Dia dikenal karena "Deklarasi Kemerdekaan" bukunya. Dia hanya menghadiri sekolah setempat ketika ia pada tahun-tahun utamanya tetapi mampu menguasai Prancis, Yunani, dan Latin, yang paling kompleks bahasa, seni, dan surat. Dia mencintai alam, klasik, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Dia akrab dengan buku-buku yang mengukur 138 tingkat nya IQ bersama dengan presiden AS lainnya yang memegang posisi.

5. George Washington


Siapa yang akan pernah lupa nama presiden pertama Amerika Serikat yang bernama Presiden George Washington? Dia adalah bagian dari lima presiden atas yang memimpin salah satu negara paling kuat di dunia. Meskipun ia tidak menerima pendidikan formal sama seperti presiden Amerika lainnya, dia adalah penerima enam bintang di tentara Umum Kongres, yang merupakan urutan tertinggi yang dapat diterima di militer. Meskipun demikian, ia memiliki intelligence quotient diperkirakan 140 meskipun kesulitan-kesulitan yang dia menjalani ketika ia masih kecil.

4. Napoleon Bonaparte


Seorang perwira militer legendaris, yang menerima beasiswa penuh pada usia 14, tidak menguasai Perancis dan menjadi mahasiswa dibedakan matematika, geografi sejarah, dan. Dia menjadi Raja Italia dan seorang kaisar koloni Prancis; meskipun begitu, dia lahir dan dibesarkan di Ajaccio, Corsica, yang kemudian menjadi bagian dari Perancis. Dia memiliki intelligence quotient beredar dari 145 di antara semua pemimpin monarki lainnya di dunia.

3. Abraham Lincoln


Dia tidak lahir dengan sendok emas di mulut, tapi dia memiliki kecerdasan yang kuat, gairah, dan tekad untuk mengejar tujuan dan meningkatkan kehidupan yang ia miliki, terutama krisis dan kesulitan yang dia menjalani bersama-sama dengan keluarganya. Dia sangat mengenal dengan buku. Bahkan, dia hanya memiliki 18 bulan pendidikan formal dimana sisanya diselesaikan melalui semangat yang luas dalam membaca.

Ia memperoleh pengetahuan bahwa ia tidak belajar ketika ia belajar selama satu tahun setengah. Seri kalah dalam arena politik memotivasi dirinya untuk belajar hukum untuk menjadi pengacara. Dia belajar sendiri dengan mempelajari buku-buku hukum yang berbeda sampai akhirnya ia menjadi seorang pengacara terhormat penuh berjanji bahwa membuka jalan peluang baginya di arena politik, tetapi dalam posisi yang lebih tinggi yang mendapatkan rating yang luar biasa dari 150 IQ.

http://www.munsypedia.com/2013/03/9-presiden-yang-paling-pintar-dan-jenius-di-dunia.html
Inilah Sosok 9 Presiden Paling Sederhana Di Dunia

Inilah Sosok 9 Presiden Paling Sederhana Di Dunia

Bagi sebagian orang di dunia, termasuk di Indonesia, kehidupan seorang Presiden identik dengan kemewahan. Banyak Presiden di dunia tinggal di rumah mewah, kemana-mana naik limusin, punya banyak pengawal, fasilitas serba mewah, gaji banyak, dan bisnis keluarga yang dijalankan oleh anak dan istri.
Namun, tidak semua Presiden seperti itu. Di belahan dunia lain, terutama di Amerika Latin, muncul pemimpin-pemimpin yang tak beda jauh dengan kehidupan rakyatnya. Bagi mereka, menjadi Presiden adalah melayani rakyat.
Berikut nama-nama Presiden yang cukup sederhana di dunia:
1.    Fernando Lugo
Dia mendapat julukan “pastor kaum papa”. Maklum, sebelum menjadi kandidat Presiden, Fernando Lugo adalah pastor yang sangat getol membela kaum tertindas. “Bila ada hal yang paling menyakitkan saya, maka itu adalah ketidakadilan dan terutama sekali ketidakadilan sosial,” kata Lugo.
Begitu dilantik menjadi Presiden tahun 2008, Lugo langsung menyatakan tidak akan menerima gajinya sebagai Presiden sebesar 4000 USD per bulan. “Saya tidak membutuhkan gaji itu, yang sebetulnya hak kaum miskin,” katanya.
Selama menjadi Presiden, Lugo memilih tetap tinggal di rumahnya yang sederhana. Ia juga selalu berpakaian sangat sederhana: kemeja panjang atau lengan pendek.
Rikard Bagun dalam laporannya berkepala “Terperangah atas Asketisme Lugo” menulis, “Setiap tamu, termasuk kami bertiga dari Indonesia (saya, Budiman, dan Martin), ikut menikmati makanan harian Lugo berupa singkong rebus, nasi putih, daun kol cacah (salad), dan ikan. Jenis makanan sehari-hari rakyat biasa di Paraguay. Tidak ada yang istimewa.”
Rikard juga melihat, pada hari pertama di jabatannya, Lugo dan Hugo Chavez menyantap makanan rakyat Amerika Latin, seperti ubi kayu, jagung, dan pisang rebus. Sayang, 22 Juni 2012 lalu, Fernando Lugo dikudeta oleh sayap kanan melalui parlemen.
2.    Jose ‘Pepe’ Mujica
Jose Mujica adalah salah satu pemimpin Gerakan Pembebasan Nasional Tupamaro (MLN-T). Ia menghabiskan 14 tahun di penjara karena aktivitas gerilya melawan kediktatoran.
Ia memenangkan pemilu tahun 2009 dan resmi menduduki jabatan Presiden pada Maret 2010. Sejak menjadi Presiden Uruguay, Pepe Mujica memilih tinggal di rumahnya di pinggiran kota Montevideo. Di rumahnya itu tidak ada pelayan. Hampir semua pekerjaan rumahnya, seperti memasak, dikerjakan sendiri.
Selama menjadi Presiden, Pepe Mujica menyumbangkan 90 persen gajinya untuk menambah anggaran sosial negerinya. Pada tahun 2010, kekayaannya pribadinya tak lebih dari 1800 AS dollar atau sekitar Rp 18 Juta. Ia juga hanya menggunakan Volkswagen Beetle keluaran 1987 sebagai kendaraan pribadinya.
Hidup sederhana memang filosofi hidup politisi kiri ini. Ketika ia menjadi anggota parlemen, ia memang sudah sangat sederhana. Sampai-sampai  Petugas parkir gedung parlemen sangat kaget ketika melihat Mujica datang hanya mengendari motor vespa.
3.    Hugo Chavez
Hugo Chavez lahir dari keluarga kelas pekerja. Ia tumbuh dalam kehidupan yang sangat miskin bersama neneknya. Begitu terpilih sebagai Presiden tahun 1998, Chavez menggunakan kekuasannya untuk memberdayakan kaum miskin.
Dia juga adalah sosok Presiden yang sederhana. Seperti Fernando Lugo dan Jose Mujica, Chavez juga menyumbangkan sebagian besar gajinya untuk anggaran sosial. Chavez juga dikenal Presiden yang sangat merakyat. Ketika melakukan kunjungan, Ia hanya menggunakan jeep atau menumpangi truk.
Ketika hujan lebat mengguyur Venezuela, yang berakibat banjir hebat di mana-mana, Chavez membuka pintu istana Kepresidenan sebagai tempat penampungan. Baginya, Istana Kepresidenan adalah rumah rakyat.
Chavez adalah pembebas bagi rakyat Venezuela. Ia menggunakan kekuasaannya untuk merebut kembali kontrol terhadap sumber daya dan kemudian menggunakannya untuk memberantas kemiskinan, membebaskan rakyat dari buta huruf, menggratiskan pendidikan dan kesehatan, menciptakan toko sembako murah di seantero negeri, dan uan pensiun bagi lansia.
4.    Fidel Castro
Fidel Castro adalah salah satu pemimpin Revolusi Kuba tahun 1959. Sejak itu, Kuba bergerak menuju sosialisme. Tak heran, karena langkahnya yang berbeda dengan jalan imperialisme itu, Fidel Castro dan Kuba banyak didiskreditkan.
Yang sering terdengar, Fidel dianggap diktator dan hidup sangat mewah. Majalah Forbes, misalnya, menuding Fidel punya simpanan 900 juta USD di luar negeri. Berbekal tudingan palsu itu, media-media mainstream menempatkan Castro sebagai orang terkaya di dunia.
Pada kenyataannya, Castro hidup sangat sederhana. Ia tak punya limusin seperti Obama. Pada kenyataannya, hanya menerima gaji sebesar 900 peso (Peso Kuba tidak punya nilai di pasar internasional, tetapi nilai domestiknya setara kira-kira 36$ per bulan atau sekitar Rp 350 ribu). Di Indonesia, kita hampir tidak menemukan lagi ada buruh yang dibayar di bawah Rp 350 ribu per bulan. Tetapi Kuba membayar gaji Presidennya hanya Rp 350 ribu.
Fidel sendiri sudah membantah tudingan Forbes. Ia bahkan menantang Forebs, “Jika anda bisa membuktikan saya punya uang 1 dollar di luar negeri, saya akan mundur dari jabatan saya.”
Dalam wawancaranya dengan Ignacio Ramonet, seperti ditulis di buku “Fidel Castro: My Life”, sekalipun gajinya pas-pasan, ia mengaku tidak sekarat dalam kelaparan. Sudah begitu, gaji yang kecil itu harus dia sisipkan untuk menyetor iuran ke partai.
5.    Nelson Mandela
Siapa yang tak kenal Nelson Mandela? Dia merupakan pemimpin terkemuka pembebasan Afrika Selatan dari kolonialisme dan apartheid. Namanya begitu termasyhur di seluruh penjuru Afrika dan dunia.
Meski begitu, Mandela tetap merupakan sosok yang sederhana. Begitu menjadi Presiden tahun 1994, Mandela rutin memotong gajinya untuk disumbangkan bagi anggaran sosial. Malahan, kemudian, ia menyerahkan sepertiga gajinya untuk membantu anak-anak.
Rumahnya di Johannesburg maupun di desa asalnya, Qunu, terbilang sederhana dan tak ubahnya dengan rumah masyarakat umum.
Tahun 1994, ketika negerinya didera utang warisan rejim lama, Mandela menyerukan pejabat negerinya mengencangkan ikat pinggang. Namun, sebagai langkah awal, ia memulai dengan memotong gajinya sendiri dan gaji Wakil Presiden.

6.    Rafael Correa
Rafael Correa adalah ekonom bergelar  PhD jebolan University of Illinois, AS. Namun, sekalipun menimbah ilmu di AS, Correa justru sangat anti-neoliberal.
Pada saat Luis Alfredo Palacio, Correa menjadi salah satu menterinya. Saat itu Correa berani menentang proposal IMF dan Bank Dunia. Sayang, tindakannya tidak direstui Presiden Ekuador saat itu. Correa pun mundur dari jabatannya. Namun, sejak peristiwa itu, nama Correa makin populer dan dikagumi rakyat.
Correa sendiri terbilang pemimpin sederhana. Tanggal 6 April lalu, ketika APBN Ekuador diancam defisit, Correa mengeluarkan dekrit untuk membekukan pembayaran gaji pejabat tinggi selama dua tahun. Itu termasuk gaji Presiden, Wakil Presiden, Menteri, dan pejabat tinggi lainnya.
Tak hanya itu, ia juga memotong gajinya dari sekitar 8000 USD menjadi 4000 USD. Memang, gaji pejabat Ekuador termasuk tertinggi di kawasan Andean. Dengan pemotongan gaji itu, Correa menyelamatkan APBN tanpa memangkas subsidi sosial rakyatnya.
7.    Evo Morales
Evo Morales adalah Presiden pribumi pertama dalam sejarah Bolivia. Seperti kebanyakan pribumi Bolivia lainnya, Evo kecil sangat miskin dan menghabiskan masa kecilnya dengan menggembala domba. Karena tekanan kemiskinan itu pula, Evo tidak bisa menuntaskan pendidikannya.
Evo adalah seorang petani. Penderitaan yang dialami oleh petani membuat Evo tertarik bergabung dalam serikat petani koka. Pada tahun 1995, ia turut mendirikan partai gerakan sosial bernama Gerakan untuk Sosialisme (MAS).
Dalam pemilu 2005, Evo memenangkan pemilu Presiden. Ia resmi menempati jabatannya Januari 2006. Begitu ia menempati jabatannya, Evo mengumumkan pemotongan setengah gajinya untuk meningkatkan jumlah guru dan dokter.
“Kita membutuhkan 6000 guru baru dan membutuhkan uang 2.200 USD,” katanya. Ia juga menyerukan agar menterinya mengikuti langkahnya. “Bukan untuk Evo, tetapi untuk rakyat,” tambahnya.
Ketika Peru dilanda gempa bumi, pada tahun 2007, Evo juga mendonasikan separuh gajinya untuk korban gempa. Begitu pula ketika terjadi gempa di Haiti dan Chile, Evo juga memotong separuh gajinya dan gaji Wakil Presiden untuk disumbangkan ke rakyat Chile dan Haiti.
Selama menjadi Presiden, penampilan Evo tidak berubah. Ia lebih sering memakai pakaian sederhana, seperti jaket kulit atau sweater biasa. Ia juga tidak meninggalkan kebiasan kaum pribumi mengunyah daun koka.

8.    Ahmadinejad
Ahmadinejad, yang pernah menjadi Walikota Teheran, Ibukota Iran, resmi menjadi Presiden tahun 2005. Saat itu, ia diminta mengumumkan kekayaannya. Ternyata, kekayaannya hanya satu rumah sederhana seluas 175 meter persegi dan mobil Peugeot putih keluaran 1977.
Selain itu, ketika baru menempati jabatannya, ia meminta pembantunya menggulung karpet antik peninggalan Persia di istana negara dan menggantinya dengan karpet biasa. Ia menolak kursi V.I.P di pesawat Kepresidenan.
Ahmadinejad selalu berusaha menggambarkan dirinya tidak berjarak dengan rakyat kebanyakan. Beberapa fotonya beredar di dunia maya memperlihatkan Ia tertidur pulas di atas karpet biasa.

9.    Lula Da Silva
Lula Da Silva adalah Presiden Brazil yang berlatar-belakang aktivis buruh. Ia lahir dari keluarga yang sangat miskin. Lantaran itulah ia harus meninggalkan bangku Sekolah Dasar. Sejak usia 12 tahun, Lula kecil hidup di jalanan, jadi tukang semir sepatu dan menjual kacang.
Pada usia 14 tahun, Ia bekerja di pabrik pengolahan tembaga dan menempati posisi operator mesin bubut. Lima tahun kemudian, ketika ia bekerja di perusahaan otomotif, ia kehilangan jarinya karena kecelakaan kerja. Namun, kejadian itulah yang mendorong Lula mengorganisir kawan-kawannya sesama pekerja untuk membangun serikat dan memperjuangkan hak-haknya.
Di bawah kediktatoran, Lula tampil sebagai aktivis kiri penentang kediktatoran. Tahun 1971, Lula terpaksa menyaksikan Istrinya, Maria de Lourde, yang menderita penyakit hepatitis, meninggal karena ketiadaan uang untuk membeli obat. Tahun 1978, Ia menjadi Presiden Serikat Buruh Pabrik Baja. Ia juga terlibat dalam pendirian Partai Buruh (PT).
Tiga kali maju sebagai Calon Presiden, Lula akhirnya terpilih pada tahun 2002. Pertama kalinya dalam sejarah Brazil dipimpin oleh Presiden berhaluan kiri dan dari latar-belakang klas pekerja.
Begitu menjadi Presiden, Lula tidak mengubah kehidupannya. Ia tetap berpenampilan sederhana. William Gonçalves, seorang Professor di Universitas Negara Rio De Jeneiro, mengatakan, “Lula adalah rakyat. Ia mengerti perasaan mereka dan berbicara dengan bahasa mereka.”
Lula terpilih dua kali sebagai Presiden Brazil. Masa pemerintahannya dianggap sangat sukses. Tak heran, tingkat penerimaan rakyat terhadap pemerintahan Lula mencapai 80%.

http://www.berdikarionline.com/inilah-sosok-9-presiden-paling-sederhana-di-dunia/